BAB I
PENDAHULUAN
Chlorampenicol
merupakan atibiotik dengan spectrum luas golongan non betalactam. Chlorampenicol
umumnya bersifat bakteriostatik, pada konsentrasi tinggi dapat bersifat
bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu yang peka. Aktivitas antibiotic
chlorampenicol meliputi bakteri gram positif dan gram negative terutama Salmonella thypi, Haemophilus influenza dan
Bordetella pertussis, mempunyai aktifitas yang nyata sebaga anti riketsia
pathogen, dan terhadap golongan virus psittacosis dengan jalan menghambat
sintesa protein kuman dalam system cell-free.
Dalam
dunia kedokteran chlorampenicol digunakan untuk mengobati typhus dan
parathyphus, infeksi-infeksi berat yang disebabkan oleh Salmonella spp, H.inluenzae (terutama infeksi meningel), Ricketsia,
Lympogranuloma-psittacosis, gram negative yang menyebabkan bacteremia
meningitis atau infeksi berat lainnya.
Chlorampenicol
dapat juga menimbulkan efek samping seperti diskrasia darah yang serius dan
sangat fatal dapat terjadi terutama anemia aplastik, reaksi hipersensitif
seperti anafilaktik, urticaria, gray syndrome pada bayi premature, dan gangguan
gastrointestinal seperti mual, muntah dan diare.
BAB II
ISI
2.1 Deskripsi
2.1.1
Penamaan
Nama
kimia:
a. Dg-(-)-threo-2,2-dichloro-N-[β-hydroxy-α(hydroxymethyl)-p-nitrophenethyl]acetamide.
b. Dg-(-)-threo-1-(p-nitriphenyl)-2-(2,2-dichloroacetamido)-1,3
propanediol
Nama
generic: Chlorampenicol
2.1.2
Formula
Rumus
empiris : C11H12Cl2N2O5
Rumus
Sruktur :
Berat
Molekul : 323.14
2.2 Sintetis Chlorampenicol
Awalnya chlorampenicol sebagai antibiotic diisolasi
dari Stretomyces Venezualae
Diagram pembuatan chlorampenicol
2.3 Pemeriksaan
2.3.1
Pemerian
Hablur halus
berbentuk jarum atau lempeng memanjang, putih hingga putih kelabu atau putih
kekuningan; larutan praktis netral terhadap lakmus
P stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam,
berasa pahit. Melting Point: 149-153 ⁰C [α] + 18,5⁰
sampai 21,5⁰
(c=5,0 ; etanol)
Gambar kristal chlorampenicol
2.3.2
Kelarutan
Kelarutan
dalam
|
Air
|
Etanol
|
Aseton
|
Eter
|
Kloroform
|
Etilasetat
|
1
: 400
|
1
: 3
|
1
: 4
|
1
: 300
|
Tidak
Larut
|
1
: 50
|
2.3.3
Pemeriksaan Kualitatif
1. Sejumlah
10 mg zat dan 2,0 gram NaOH ditambah 3 mL air, lalu dipanaskan sampai mendidih
→ larutan berwarna kuning kuat
2. Sejumlah
50 mg zat dilarutkan dalam 3 mL etanol 70%, ditambahkan 7 mL air dan 200 mg
bubuk seng. Dipanaskan di penangas air selama 10 menit, kemudian disaring.
Kedalam 2 mL filtrate ditambahkan 2 tetes benzoilklorida, dikocok 1 menit, lalu
ditambahkan 3 tetes larutan besi(III) klorida → terbentuk warna merah ungu
pekat
3. Kedalam
2 mL filtrate yang lain , ditambahkan 3 tetes asam klorida encer, 3 tetes
larutan natrium nitrit 10%, dan % tetes larutan 10 mg 2-naftol dalam 5 mL NaOH
15% → terbentuk warna merah-jingga
4. Filtrate
yang diasamkan dengan HNO3 dan ditambah perak nitrat, → membentuk
endapan perak klorida.
5. 10
mg zat dilarutkan dalam 1 mL alcohol dan 3 mL larutan kalsium klorida. Ditambahkan
50 mg serbuk Zinc, dan dipanaskan dalam water bath selama 10 menit, saring.
Kedalam filtrate ditambahkan 100 mg natrium acetat anhidrat dan 2 tetes benzoyl
chloride, kocok tambahkan 0.5 mL FeCl3
jika perlu tambahkan HCl agar filrat bening → terbentuk warna merah ungu sampai
ungu
6. Zat
ditambahkan H2SO4 pekat, DFA 1%, dan resorsin →
menghasilkan larutan berwarna biru.
7. Zat
ditambahkan NaOH 40% dan pyridine → terdapat 2 lapisan, lapisan pyridine merah
sedangkan air berwarna kuning.
8. Zat
ditambahkan 5 tetes Cu(NH3) nitras kemudian dipanaskan → terbentuk
warna abu coklat.
9. Zat
ditambahkan H2SO4 pekat → menghasilkan warna kuning muda
10. Dengan
pereaksi wassicky (p-DAB H2SO4) → warna kuning muda
11. Larutan
ditambahkan DAB-HCl → tidak berwarna, setelah dipanaskan dengan Zn+HCl dan di
tambahkan DAB-HCl → menjadi kuning
12. Memberikan
warna nyala hijau pada uji bellstein (kawat krom + zat lalu dibakar)
13. Memberikan
warna larutan biru tua atau biru ungu jernih dengan pereaksi cupriphyl (larutan
zat ditambahkan dengan beberapa tetes CuSO4 1% dan NaOH)
2.3.4
Identifikasi
2.3.4.1 Serapan
sinar UV
Chlorampenicol memberikan serapan maksimum pada
panjang gelombang 272 nm dalam pelarut etanol dan pada pada panjang gelombang 240-278 nm dengan
pelarut air.
2.3.4.2
Infra Red
2.3.4.3 Nuclear
Magnetic Resonance
Identifikasi cholampenicol menggunakan NMR dengan
deuterated acetone memberikan serapan seperti gambar dibawah ini:
2.3.4.4 Mass
Spectra
Dengan menggunakan mass Spectra chlorampenicol
memberikan peak pada m/e 152.
2.3.4.5 Rotasi
Optik
Pada chlorampenicol yang mengandung 4
diastereoisomer, aktifitas therapeutic antibiotic sebagai efek dari Dg-threo
(atau IR, 2R) isomer. Chlorampenicol memberikan spesifikasi rotasi dalam etanol
absolute pada 20⁰C
adalah +20 ± 1,5⁰
dan pada 25⁰C
adalah +18.5 ± 1.5⁰.
(NaD 589 nm)
2.3.5
Uji Kuantitatif
1. Titrasi
bebas air setelah dihidrolisis dulu: kira-kira 150 mg zat dilarutkan dalam 2 mL
etanol 90%, lalu ditambahkan 5 mL HCl pekat. Larutan ini diuapkan di penangas
air sampai kering. Sisanya dikeringkan lagi pada 105⁰C
selama 15 menit, didinginkan, kemudian dilarutkan dalam 10 mL asam asetat.
Ditambahkan 5 mL larutan raksa(II) asetat/20 mL dioksan, dtambahkan 5 tetes
indicator kristal violet kemudian larutan dititrasi dengan 0.05 N asam
perklorat (1/20 mmol) sampai timbul warna biru.
2. Larutan Uji : Timbang seksama ± 50 mg, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tambahkan etanol sampai tanda. Kocok hingga larut sempurna. Masukkan
1 ml larutan ini ke dalam labu ukur 50 ml, encerkan dengan etanol sampai tanda,
kocok ssampai homogen (kadar : 0,01mg/ml)
Larutan
Baku : Timbang seksama
sejumlah kloramfenikol BPFI, lakukan
preparasi seperti pada larutan uji.
Prosedur
: ukur serapan Larutan Uji dan Larutan Baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
272 nm, menggunakan etanol sebagai
blangko. Hitung kadar Kloramfenikol.
Syarat kadar antara 97-103 %
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Chlorampenicol
merupakan antibiotic golongan non betalaktam yang berfungsi untuk mengobati
infeksi yang disebabkan dari bakteri golongan gram negative, bakteri golongan
gram negative, riketsia pathogen, serta beberapa virus.
2. Chlorampenicol
dibuat dengan cara mengisolasi
Stretomyces Venezualae
3. Pemeriksaan
chlorampenicol meliputi:
·
Pemeriksaan organoleptik, warna, rasa,
dan bentuk zat
·
Uji Kualitatif, menggunakan pereaksi
tertentu sehingga menghasilkan perubahan warna yang spesifik untuk
chlorampenicol.
·
Uji identifikasi, menggunakan alat
instrument seperyi spektro UV, spektro infra red, spekro mass, NMR, dan rotasi
optic.
·
Uji Kuantitatif, secara konfensional
bias dengan titrasi bebas air dan instrumental dengan spektrofotometer , HPLC,
KLT, dan AAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar